BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 20 Maret 2009

Tugas ZZ 3 : Meredam Kecewa Demi Cinta

Semestinya hari itu aku bahagia. Setelah berhari-hari menanti dengan perasaan yang campur aduk, ada suka, gugup, takut, rindu, dan sebagainya. Hari itu hari Minggu. Saatnya aku bisa bertatap muka dengan kekasih hati yang amat aku rindukan. Segala perlengkapan pun sudah aku persiapkan malam harinya. Dari tempat pertemuan, pakaian, sampai pokok pembicaraan apa yang akan aku bahas bersamanya. Semuanya sudah siap di pikiranku. Tinggal menjalankannya sesuai rencana. Aku dan dia sepakat untuk bertemu di sebuah warnet, karena di samping bertemu aku juga akan mengerjakan beberapa tugas dari sekolah. Lagipula, dia ada sebuah keperluan yang tempatnya tidak jauh dari warnet tersebut.
Hari Minggu, sebelum berangkat aku mempersiapkan penampilanku dengan sebaik mungkin. Pakaian yang kupakai merupakan pakaian terbaik dan tercocok menurutku. Aku ingin tampil lebih fresh dan cantik dari biasanya. Aku ingin dia senang melihatku. Jantungku mulai derdegup ragu sekaligus bahagia karena mimpi untuk bertemu akan segera mejadi nyata. Di depan cermin aku tersenyum sendiri layaknya orang gila. Aku berpikir pertemuan kali ini adalah pertemuan yang istemewa.
Jam menunjukkan pukul 08.00, saatnya aku harus berangkat ke warnet dahulu. Dia datang agak telat, karena masih ada banyak keperluan yang perlu diselesaikan. Sambil menunggu kedatangannya, aku mengerjakan setumpuk tugas sekolah yang harus segera aku selesaikan. Tak lama kemudian, hatiku terasa tidak enak. Sebab, dia tak kunjung menghubungiku sekedar menanyakan rencana pertemuan iu. Sedikit berpikir panjang, akhirnya aku putuskan untuk menghubunginya dahulu dengan mengirim sms. Beberapa menit kemudian dia membalas yang isinya dia akan segera mandi dan persiapan untuk berangkat ke warnet. Awalnya aku sangat ragu jika harus menghubunginya dahulu, karena itu akan menyebabkan diriku terkesan berlebihan, terlalu memaksa, atau kurang pengertian padanya. Aku juga khawatir andaikan sms dariku itu mengganggu kesibukannya. Waktu itu dia memang memiliki banyak tugas yang harus dituntaskan dan aku harus bewrusaha pengertian.
Jam terus berputar sampai tugas yang aku kerjakan hampir usai. Namun, dia belum datang juga. Hatiku benar-benar resah. Terlebih uang yang kubawa saat itu hanya 10 ribu. Uang sejumlah itu akan habis dipakai membayar waktu internet dan mencetak tugasku. Segala perkiraan dan pertanyaan membayangiku. Kenapa dia tidak datang? Apa dia masih punya banyak keperluan? Apa dia sudah di perjalanan? Aku takut terjadi apa-apa dengannya. Aku beranikan diri untuk menghubungi dia lagi. Tapi, tak dibalas.
Beberapa menit kemudian Hp-ku berdering dan ternyata dari dia, kekasihku. Seketika itu terbersit di benak dan hatiku bahwa itu pertanda yang tak baik. Segera kuangkat dan kusapa dengan pelan. Suaranya dari sana tampak gugup, berat, dan seperti ingin mengucapkan sesuatu padaku. Sebuah kata maaf di ucapkan berkali-kali. Aku mencoba menenangkan hati dan bertanya padanya tentang janji bertemu hari itu. Dia berkata kalau dia tertidur dan baru bangun ketika mendapat sms yang terakhir dariku. Dia minta maaf lagi. Aku berusaha bisa menguasai keadaanku waktu itu. Aku tidak ingin dia tahu perasaanku yang remuk redam. Aku berusaha menahan airmata sedihku dan mencoba mengerti keadaannya. Aku bilang tak apa padanya karena kita masih dapat bertemu lain hari. Jawaban itu kumaksudkan agar dia tidak sedih sebab telah membuatku lama menunggu. Tetapi dia ingin aku menunggunya sebentar karena dia akan segera datang. Tapi aku menolak dengan alasan tugasku sudah selesai dan akan segera pulang. Benar-benar rasa pengertian dan maafku teruji waktu itu. Dimana aku harus bisa memahami keadaannya dengan baik. Dia memang tidak tidur semalaman karena tugasnya. Aku bingung waktu itu. Ingin sekali aku memarahi dan menyalahkannya habis-habisan. Namun, di sisi lain aku teringat akan situasinya. Dia memang tidak sengaja untuk tidak datang karena dia tertidur. Bahkan, aku sendiri tahu kalau dia sangat capek hari itu. Sangat jahat diriku jika aku tidak mampu memaafkan dan mengerti dia, meski jujur airmataku telah meleleh karena kecewa. Terlebih kalau ingat segala persiapanku saat akan bertemu dengannya.
Sejak saat itu, aku baru mengerti bahwa ternyata segala niat untuk berbuat lebih baik yang tidak diniatkan tulus karena Tuhan itu akan menimbulkan kekecewaan yang dalam. Seperti halnya niatku yang ingin tampil baik dan rapi dikarenakan ingin dipandang menarik oleh kekasihku, dan bukan karena ingin menjalankan perintah ALLAH.

Rabu, 11 Maret 2009

SMADABO “3S” Sederhana, Sungguh-sungguh, Sukses

Keadaannya terbilang sederhana, tetapi prestasi yang diraih sungguh membanggakan. SMAdaBo, begitulah sebutan akrab sekolah ini. Sekolah yang terletak di Jl. HOS. Cokroaminoto no.9 itu merintis kesuksesannya dari sebuah kesederhanan. Kesederhanaan yang dapat kita lihat dari bangunan- bangunannya maupun cara proses belajar mengajarnya telah menghasilkan generasi yang unggul, kreatif dan cerdas. Tak sedikit dari lulusan SMA 2 Bojonegoro yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri atau bahkan telah berkarya melalui bakat yang dimiliki.

Sekolah yang dibangun diatas tanah seluas 40.750 m2 itu selalu berusaha meningkatkan kualitasnya. Baik dari segi fasilitas maupun prestasi. Seperti contoh, kini Smada tengah menyelesaikan perbaikan musholla serta perbaikan lantai. Dari segi prestasinya, sangat membanggakan. Smada beberapa kali mendapatkan juara lomba English. Tahun kemarin saja siswa smada meraih juara pertama English Presentation Contest. Ternyata, dari kesederhanaan tempat dan proses belajar mengajarnya diyakini telah membuahkan hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan adanya kesungguhan dan keinginan untuk lebih baik dari sebelumnya.

Jika kita perhatikan, ada banyak orang-orang sukses yang lahir dari sebuah kesederhanaan. Misalnya, Nabi Muhammad SAW yang hidup sederhana, tetapi beliau mampu mendidik umat menjadi penerus yang cerdas dan berakhlak. Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa “Apabila kita jadikan kesederhaan itu sebagai dasar dan kesungguhan sebagai pagar, maka kesuksesan adalah istana di depan mata.”






Rabu, 04 Maret 2009

Tugas 2 ZZ : Pengalaman Pertama Menulis

Pengalaman pertama saya menulis adalah ketika saya masih duduk di bangku SD. Waktu itu ada lomba beberapa bidang studi, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, dan IPA yang akan diikuti oleh pelajar tingkat sekolah dasar. Dari keputusan para guru SD, saya mendapat bagian mengikuti lomba bidang studi Bahasa Indonesia. Dalam lomba tersebut, setelah melalui tes tulis pertama berupa pilihan ganda, selanjutnya tes kedua berupa mengarang sebuah fabel, yaitu cerita tentang binatang. Saya masih sedikit ingat, waktu itu saya menulis fabel tentang seekor gajah dan semut. Menurut saya pribadi, karangan yang saya buat itu tidak begitu menarik, tapi saya sangat senang dan enjoy ketika menulis cerita itu. Mungkin dari rasa senang dan enjoy ini yang mengantarkan saya mendapat nilai tertinggi sementara tingkat kec. Bojonegoro dan akhirnya saya harus mengikuti bimbingan mengarang bersama empat siswa yang memliki tertinggi di bawah nilai saya dan sekaligus penyeleksian untuk dijadikan pemenang yang akan mewakili ke tingkat selanjutnya.

Setiap seminggu sekali saya harus mengikuti bimbingan. Lama - kelamaan saya merasa jenuh karena terus berpikir membuat karya fabel tiap minggunya. Akhirnya, saya tereliminasi. Mulai saat itu saya tidak suka mengarang dengan paksaan orang lain. Hingga suatu hari saya termotivasi untuk menulis lagi yaitu pada waktu saya duduk di bangku SMA ini. Motivasi itu muncul kembali ketika saya membaca beberapa karya sastra, seperti karya Habiburrachman El-Shirazy yang telah meraih sebutan "Best Seller". Apalagi ketika saya melihat dan membaca kisah orang-orang sukses terutama penulis, semua itu membuat saya tertarik untuk mengikuti jejak mereka. Saya tidak bisa membayangkakn sebesar apa rasa bangga dan bahagia ketika sebuah karya kita dibaca, dinilai, atau bahkan bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Dari situlah saya termotivasi kembali untuk menulis. Saya harus yakin, bahwa suatu hari nanti saya dapat menulis sebuah karya yang hebat dan bermanfaat bagi semua orang dan saya sendiri khususnya.

Selasa, 03 Maret 2009

Tugas ZZ 1, artikel tentang menulis: Menulis adalah Karya

Menulis adalah sebuah kreasi menorehkan ide, gagasan, suasana hati, dan pikiran-pikiran yang penuh dengan imajinasi di atas sebuah kertas. Aktifitas ini sangat memerlukan keseimbangan kinerja antara otak kiri dan otak kanan sebagai kesatuan aplikasi khusus dalam menulis. Ketekunan, ulet, dan pantang menyerah merupakan penunjangnya.

Menulis akan terasa menyenangkan apabila sejalan dengan apa yang ada di pikiran. Tidak perlu takut akan salah atau merasa tulisan itu jelek dan tidak pantas dibaca orang lain. Sebab, hal itu justru akan melemahkan keinginan kita untuk menulis. Berpikirlah bahwa semua tulisan kita adalah buah karya terbesar yang tidak dapat dimiliki semua orang. Sehingga, kita akan termotivasi untuk selalu gemar menulis.

Jika kita memiliki bakat atau hobi menulis, alangkah baiknya jika dikembangkan melalui banyak hal. Bisa dengan mengirim tulisan itu ke sebuah penerbit, mengikuti program pembelajaran jurnalistik atau semacamnya. Memperbanyak membaca karya-karya orang lain pun akan semakin mengasah kemampuan berpikir. Bahkan tidak sekedar membaca, kita juga dapat mengamati, dan menilai karya itu. Dari segi bahasa, cara penyampaian, karakteristik penulis dalam tulisannya, dan masih banyak lagi. Dengan demikian, kita akan tahu antara penulis satu dengan yang lain ternyata memiliki gaya bahasa unik dan berbeda-beda yang mampu menghipnotis pembaca agar merasa enjoy dan tertarik dengan buah tangannya.

Menulis adalah karya. Teruslah berlatih menulis. Don't be affraid to make mistake. Jangan takut membuat kesalahan. Torehkan karya-karya dahsyat yang masih terpendam. Tampakkan lukisan imajinasi itu di atas putih, dan biarkanlah semua orang membaca dan mengambil manfaat darinya. Di dunia ini setiap manusia telah dikaruniai kepandaian oleh Tuhan. Akan tetapi, kepandaian itu hanya akan tumbuh, mekar, dan bahkan berbuah pada diri seseorang yang selalu berdo'a, belajar, belajar, dan terus belajar.