
Funny Picture Graphic Comments
Diposting oleh free your mind di 17.56 0 komentar
Tahun 2009 akan segera datang, tinggal hitungan jari. Rencana apa yang kita buat untuk menyambut tahun baru nanti? Banyak dari kita yang berencana merayakan tahun baru nanti dengan mengunjungi tempat-tempat wisata bersama keluarga, atau bisa jadi menghabiskan waktu luang denan bersantai di rumah sambil makan jagung bakar. Ehhmm.., semuanya asyik juga dilaukan untuk merayakan tahun baru. Nah, kira-kira kalau kita merayakan tahun baru dengan perenungan gimana? wah, seru juga kan? Untuk menyambut tahun baru ngga' harus selalu berwisata atau bersenang-senang, karena kita juga perlu merenung atas apa yag telah kita perbuat selama tahun ini serta merencanakan untuk tahun yang akan datang. So, para generasi muda, tundalah kesenangan, "Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian"
Diposting oleh free your mind di 22.38 0 komentar
judul lagunya : ruang rindu,
C Dm F G C Dm F G
Di daun yang ikut mengalir lembut terbawa sungai ke ujung mata
C Dm F G C Dm F G
Dan aku mulai takut terbawa cinta menghirup rindu yang sesakkan dada
Am G F G C Am G F G C
Jalanku hampa dan ku sentuh dia, terasa hangat di dalam hati
Am G F G C Am G F G C F C
Kupegang erat dan kuhalangi waktu, tak urung jua ku lihatnya pergi
Interlude: D F Fm
C Dm F G C Dm F G
Tak pernah kuragu dan selalu kuingat kerlingan matamu dan sentuhan hangat
C Dm F G C Dm F G
Ku saat itu takut mencari makna, tumbuhkan rasa yang sesakkan dada
Am G F G C Am G F G C
(*) Kau datang dan pergi begitu saja, semua ku terima apa adanya
Am G F G C Am G F G C
Mata terpejam dan hati menggumam, di ruang rindu kita bertemu
Interlude: Em F G Am G F C G D
Kembali ke: (*)
Coda: G F
source:
http://www.liriklagumusik.com
Diposting oleh free your mind di 22.21 0 komentar
Assalamu'alaikum wr. wb.
Ibu, bagaimana kabar ibu hari ini? semoga ibu dalam keadaan sehat seperti ananda di sini.
Ibu, lewat tulisan tangan ini ananda ingin menyampaikan sejuta rahasia hati. Sejuta rahasia pada Ibu yang akan ananda tulis dalam beberapa kalimat saja. Namun, ananda yakin Ibu dapat memahaminya dengan sejuta makna.
Ibu, apakah Ibu tahu? ananda sangat bersyukur sekali, karena ALLAH telah menganugrahkan rizki yang terus menerus kepada ananda. Ananda merasa sangat beruntung sekali dapat memiliki Ibu yang selalu ada untuk ananda. Ananda sangat bersyukur memiliki Ibu yang mendidik ananda tanpa pamrih, membesarkan ananda tanpa lelah, dan menyayangi ananda tanpa batas. Ibu, engkau adalah anugerah terbesar untuk ananda. Engkau datang bagai pelita saat ananda tersesat. Engkau hadir bagaikan matahari yang begitu hangat saat ananda kedinginan.
Ibu, ananda ingin mengucapkan terimakasih atas segala apa yang telah Ibu berikan tulus untuk ananda selama ini. Ananda belum dapat membalasnya, tetapi ananda berjanji akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Ibu.Ibu, ananda sangat menyayangi Ibu hingga akhir hayat ananda. Ananda berharap, kekhawatiran Ibu terhadap perlakuan ananda kepada Ibu suatu hari nanti dapat Ibu hapus bersih, karena ananda tidak akan menyia-nyiakan Ibu kelak nanti disaat Ibu sangat membutuhkan ananda. Ananda akan selalu ada untuk Ibu disaat Ibu membutuhkan, seperti ketika Ibu menemani anada sewaktu kecil dan tak sedetik Ibu palingkan perhatian dari ananda. Ananda akan ikhlas dan sangat senang hati menjaga Ibu. Ananda tak akan pernah mengeluh, meski ananda harus menjga Ibu dalam keadaan kantuk. Ibu, yakinlah, ananda ingin membahagiakan Ibu. Ananda ingin menjadi anak putri yang sholihah dan berbakti kepada Ibu. Semoga ALLAH mengabulkan doa ananda, Aaamiin
Ibu, maafkanlah ananda, ananda merasa tak berarti karena ananda belum dapat menjadi putri yang dapat Ibu banggakan. Terakhir, ananda sayaaang banget ma ibu. "Jika hidupku ini bagaikan hamparan padang pasir, maka engkaulah oase di dalamnya"
Semoga Ibu selalu dalam lindungan ALLAH dan menjadi hamba yanga mulia di sisi-Nya, Aaamiin
Wassalamu'alaikum wr. wb
Diposting oleh free your mind di 21.33 0 komentar
Sebuah pemandangan pilu yang masih berulang. Beberapa kali pembagian bingkisan maupun sejumlah uang oleh suatu panitia dalam rangka perayaan hari besar keagamaan harus diwarnai dengan kericuhan hingga banyak dari mereka yang jatuh pingsan, atau bahkan meninggal. Sadisnya lagi, kebanyakan dari mereka yang meninggal dan pingsan adalah ibu-ibu yang sudah lanjut usia. Padahal, semestinya pada waktu itu mereka sedang beristirahat dengan nyamannya di rumah mereka. Badan yang semakin kecil, kulit yang semakin mengerut, stamina yang semakin menurun seharusnya mampu menumbuhkan belas kasihan kita, bukan sekedar belas kasihan dari segi ekonomi mereka saja, tetapi juga dari segi kesehatannya.
Bila kita pikir lebih jauh, apakah tata cara pembagian bingkisan kepada warga, khususnya yang lanjut usia telah kita lakukan dengan cara yang benar dan sopan? Alangkah baik jika kita merubah tata cara yang keliru. Misalnya, dengan langsung mengantarkan bingkisan tersebut kepada mereka yang membutuhkan, bukan dengan meminta mereka untuk datang. Bagi yang masih sehat fisiknya mungkin tetap mau datang dan mengantri panjang, tetapi bagaimana dengan mereka yang sudah tidak kuat lagi fisiknya? mereka mungkin juga akan tetap datang karena mereka merasa sangat membutuhkan bantuan itu. Namun, di manakah letak kesadaran di hati akan rasa penghormatan kita untuk mereka? Tegakah kita membiarkan mereka kepanasan mengantri, berdesak-desakkan dengan yang muda, saling berjejal, terinjak, terjepit. Astaghfirullahhal 'adziem...! Semoga tak akan ada lagi kejadian pilu seperti itu. Sudah cukup peringatan dari Tuhan di kota Pasuruan lalu yang telah menjatuhkan 20 korban meninggal yang kebanyakan adalah ibu-ibu lansia.
Sangat menyakitkan bukan, jika kita bayangkan ibu yang berjejal dan terjepit itu adalah ibu kita. Ibu yang meninggal karena terinjak dan tertindih itu adalah ibu kita. Ibu yang rela mengantri di terik matahari dan sesaknya dada untuk bernafas demi mendapatkan uang yang mungkin belum tentu cukup untuk makan 3 hari itu adalah ibu kita. Bagaimanakah perasaan kita ketika melihat beliau telah terbujur kaku di tanah itu adalah ibu kita? Tentu melihat semua itu sangat menyakitkan bukan? Seperti itu pula perasaan keluarga yang ditinggal. Kehidupan mereka yang sebelumnya memang sudah susah harus tertambah susah dengan kejadian itu. Semoga kita dapat mengambil hikmah atas kejadian itu, dan agar kita dapat lebih bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Akhirnya, semoga sakit itu tidak terjadi berulang kali.
Diposting oleh free your mind di 20.29 0 komentar
Sayangku...
kenalilah musim hujan yang basah
dan kemarau yang meranggaskan daun-daun kering
di sepanjang hari dalam dua belas purnama
karena cintaku bersemi di dua musim
kenalilah gelisah angin di antara buluh-buluh bambu
yang meliuk ke kanan dan meliuk ke kiri
yang menggemerisik di antara sunyi
karena ada bisikan tentang gelisahku
ketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni
ada rona yang melukiskan pada latar langitnya
merah membara dan kadang-kadang lembayung
kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku
Sayangku...
malam-malamku adalah catatan tentang cinta
dinginnya menghangatkan dan memberi aroma rasa
aku jejaki purnama yang tenggelam di antara awan
dan aku ingin terbenam bersama cinta yang kau bawa
Diposting oleh free your mind di 23.50 1 komentar